Usaha dari seorang arsene wenger yang mampu meningkatkan tingkat standar serta mutu dari skuad berita bola di cannes tersebut tentunya mendapatkan perhatian dari berbagai pihak sepakbola, terutama didalam negeri perancis sendiri. Atas kelihaiannya menganalisa dan menerapkan strategi dalam menghadapi lawan yang spesifik, ditahun seribu sembilan ratus delapan puluh empat (1984) berikutnya pelatih yang pernah membawa arsenal tidak terkalahkan selama satu musim penuh tersebut akhirnya menerima tawaran dari aldo platini untuk menjadi pelatih kepala nancy, klub sepakbola yang berlaga di ligue 1 perancis. Walaupun begitu, sekarang ini nancy sendiri tidak terlalu terlihat kekuatannya dipeta sepakbola dalam negeri sana lantaran paris saint germain dan as monaco yang notabene sama - sama dimiliki oleh raja minyak dari timur tengah menguasai jalannya turnamen dengan mendatangkan pemain bertalenta berbandrol fantastis tidak semapan real madrid.
Bersama klub barunya tersebut, arsene wenger kerap dihantui permasalahan yang sangat sulit untuk ditangani. Sebagai seorang pelatih yang diberikan kepercayaan untuk membesut klub berita bola dunia yang berlaga di ligue 1 perancis, arsene wenger mewarisi sebuah tim dengan kualitas para pemainnya yang bisa dikatakan berada dibawah standar liga teratas negara monalisa tersebut dan bahkan pelatih arsenal yang lahir di strasbourg ini juga hanya diberikan kucuran dana yang sangat terbatas guna memperbaiki skuadnya dengan membeli pemain berkualitas. Dan uniknya lagi, dirinya juga selalu dihadapkan dengan keterbatasan yang sama selama menukangi arsenal di liga primer inggris dimana pihak pemilik dan manajemen klub tidak kunjung memberikan alokasi dana yang besar agar arsene wenger mampu memboyong pemain kelas atas, seperti misalnya mesut ozil dari real madrid dan alexis sanchez dari barcelona dan keduanya terbukti sangat ampuh.
Walaupun dengan segala keterbatasan yang ada baik dari segi kualitas pemain sepakbola maupun pendanaan yang bisa dibilang tidak sepantasnya didapatkan oleh pelatih berita sepak bola indonesia sekelas arsene wenger, namun pelatih yang lahir di strasbourg, perancis tanggal dua puluh dua (22) bulan oktober tahun seribu sembilan ratus empat puluh sembilan (1949) ini sendiri juga mampu melihat sisi baiknya dengan mencoba berbagai macam teori - teori percobaan olahraga yang telah ia pelajari, baik ketika masih berkutat sebagai pemain yang mengolah si kulit bundar diatas lapangan hijau maupun ketika sudah diangkat menjadi pelatih asisten di cannes seperti yang telah disebutkan pada beberapa artikel terdahulu. Walaupun begitu, arsene wenger juga mulai menutup hatinya terhadap pembelian dan juga pergerakan bursa transfer pemain dipasar, lagi - lagi hal yang masih ia bawa hingga sekarang bersama the gunners. Lantaran tidak adanya biaya tadi, maka otomatis mereka harus mengandalkan akademi guna menghasilkan talenta - talenta berbakat yang muda dan tidak memakai biaya besar.
Bersama klub barunya tersebut, arsene wenger kerap dihantui permasalahan yang sangat sulit untuk ditangani. Sebagai seorang pelatih yang diberikan kepercayaan untuk membesut klub berita bola dunia yang berlaga di ligue 1 perancis, arsene wenger mewarisi sebuah tim dengan kualitas para pemainnya yang bisa dikatakan berada dibawah standar liga teratas negara monalisa tersebut dan bahkan pelatih arsenal yang lahir di strasbourg ini juga hanya diberikan kucuran dana yang sangat terbatas guna memperbaiki skuadnya dengan membeli pemain berkualitas. Dan uniknya lagi, dirinya juga selalu dihadapkan dengan keterbatasan yang sama selama menukangi arsenal di liga primer inggris dimana pihak pemilik dan manajemen klub tidak kunjung memberikan alokasi dana yang besar agar arsene wenger mampu memboyong pemain kelas atas, seperti misalnya mesut ozil dari real madrid dan alexis sanchez dari barcelona dan keduanya terbukti sangat ampuh.
Walaupun dengan segala keterbatasan yang ada baik dari segi kualitas pemain sepakbola maupun pendanaan yang bisa dibilang tidak sepantasnya didapatkan oleh pelatih berita sepak bola indonesia sekelas arsene wenger, namun pelatih yang lahir di strasbourg, perancis tanggal dua puluh dua (22) bulan oktober tahun seribu sembilan ratus empat puluh sembilan (1949) ini sendiri juga mampu melihat sisi baiknya dengan mencoba berbagai macam teori - teori percobaan olahraga yang telah ia pelajari, baik ketika masih berkutat sebagai pemain yang mengolah si kulit bundar diatas lapangan hijau maupun ketika sudah diangkat menjadi pelatih asisten di cannes seperti yang telah disebutkan pada beberapa artikel terdahulu. Walaupun begitu, arsene wenger juga mulai menutup hatinya terhadap pembelian dan juga pergerakan bursa transfer pemain dipasar, lagi - lagi hal yang masih ia bawa hingga sekarang bersama the gunners. Lantaran tidak adanya biaya tadi, maka otomatis mereka harus mengandalkan akademi guna menghasilkan talenta - talenta berbakat yang muda dan tidak memakai biaya besar.
Komentar
Posting Komentar