Pemain muda hasil didikan akademi Barcelona La Masia ini pada umumnya memiliki tubuh fisik yang kecil atau malah pendek, seperti misalnya Pedro, Xavi, Andres Iniesta, Cesc Fabregas, dan juga yang paling terkenal, Lionel Messi. Akan tetapi walaupun begitu nama - nama berita bola diatas memiliki kelebihan yakni sentuhan terhadap si kulit bundar yang impresif, teknik mengoper dan visi, serta mereka juga sangat hebat dalam menjaga bola tetap berada diantara kedua kaki, atau setidaknya tidak memberikan si kulit bundar kepada lawan, entah disengaja atau tidak dan foto gaya istri cantik morata saat nonton chelsea di stamford bridge.
Josep Pep Guardiola yang merupakan mantan pemain Barcelona dan tim nasional Spanyol kemudian melatih klub berita bola yang bermarkas di Camp Nou tersebut pada tahun dua ribu delapan hingga dua ribu dua belas. Dibawah kepelatihan sang arsitek ahli taktik berkepala plontos ini, tiki - taka berhasil berevolusi menjadi versi yang lebih ekstrim lagi dan disebabkan oleh gaya kepelatihan Josep Pep Guardiola yang visioner, disamping juga dimana saat itu dirinya mendapatkan sebuah generasi pemain sepakbola yang spektakuler mulai dari Xavi, Andres Iniesta, Lionel Messi, Carles Puyol, dan lain - lain.
Selain itu, rata - rata dari pemain sepakbola andalan Josep Pep Guardiola di Barcelona merupakan hasil didikan akademi muda La Masia yang memiliki gaya tersinkronisasi satu sama lain, selain juga kemampuan Barcelona sebagai sebuah klub sepakboal yang mampu menjaga penguasaan bola serta terus memberikan tekanan terhadap lawan yang mereka hadapi tidak peduli siapapun itu mulai dari Real Madrid hingga klub lain yang tidak berlaga di La Liga Spanyol. Dibawah kepelatihan Josep Pep Guardiola juga Barcelona mengukuhkan diri mereka sebagai salah satu tim terbaik didunia.
Sebuah pembaharuan pada sistem offside ditahun dua ribu lima juga merupakan sebuah faktor yang berkontribusi secara tidak langsung terhadap strategi tiki - taka ini dengan memaksa pemain bertahan mundur lebih jauh kebelakang dan peraturan baru tersebut juga mengembangkan area permainan efektif dan membuat ukuran tubuh fisik para pemain sepakbola yang mengolah si kulit bundar diatas lapangan hijau tidak terlalu berpengaruh serta membuat teknik dan kemampuan individu maupun per tim menjadi lebih besar lagi pengaruhnya, dimana sebelumnya para pemain hanya perlu mengandalkan ukuran tubuh dan kecepatan berlari dan pertahanan terbaik di eropa.
Dibawah asuhan Josep Pep Guardiola, gaya permainan tiki - taka Barcelona mengambil unsur garis pertahanan tinggi dari sistem total football yang diusung oleh tim nasional Belanda. Todak hanya disitu saja namun juga pergantian posisi dari waktu ke waktu serta penggunaan kepemilikan si kulit bundar yang tinggi digunakan oleh pelatih berkepala plotos ini untuk mengendalikan permainan secara keseluruhan. Pada jaman kepelatihannya, Barcelona memang hampir tidak bisa dibendung karena menerapkan strategi yang bisa dibilang aneh dan belum umum ditemui saat itu.
Josep Pep Guardiola yang merupakan mantan pemain Barcelona dan tim nasional Spanyol kemudian melatih klub berita bola yang bermarkas di Camp Nou tersebut pada tahun dua ribu delapan hingga dua ribu dua belas. Dibawah kepelatihan sang arsitek ahli taktik berkepala plontos ini, tiki - taka berhasil berevolusi menjadi versi yang lebih ekstrim lagi dan disebabkan oleh gaya kepelatihan Josep Pep Guardiola yang visioner, disamping juga dimana saat itu dirinya mendapatkan sebuah generasi pemain sepakbola yang spektakuler mulai dari Xavi, Andres Iniesta, Lionel Messi, Carles Puyol, dan lain - lain.
Selain itu, rata - rata dari pemain sepakbola andalan Josep Pep Guardiola di Barcelona merupakan hasil didikan akademi muda La Masia yang memiliki gaya tersinkronisasi satu sama lain, selain juga kemampuan Barcelona sebagai sebuah klub sepakboal yang mampu menjaga penguasaan bola serta terus memberikan tekanan terhadap lawan yang mereka hadapi tidak peduli siapapun itu mulai dari Real Madrid hingga klub lain yang tidak berlaga di La Liga Spanyol. Dibawah kepelatihan Josep Pep Guardiola juga Barcelona mengukuhkan diri mereka sebagai salah satu tim terbaik didunia.
Sebuah pembaharuan pada sistem offside ditahun dua ribu lima juga merupakan sebuah faktor yang berkontribusi secara tidak langsung terhadap strategi tiki - taka ini dengan memaksa pemain bertahan mundur lebih jauh kebelakang dan peraturan baru tersebut juga mengembangkan area permainan efektif dan membuat ukuran tubuh fisik para pemain sepakbola yang mengolah si kulit bundar diatas lapangan hijau tidak terlalu berpengaruh serta membuat teknik dan kemampuan individu maupun per tim menjadi lebih besar lagi pengaruhnya, dimana sebelumnya para pemain hanya perlu mengandalkan ukuran tubuh dan kecepatan berlari dan pertahanan terbaik di eropa.
Dibawah asuhan Josep Pep Guardiola, gaya permainan tiki - taka Barcelona mengambil unsur garis pertahanan tinggi dari sistem total football yang diusung oleh tim nasional Belanda. Todak hanya disitu saja namun juga pergantian posisi dari waktu ke waktu serta penggunaan kepemilikan si kulit bundar yang tinggi digunakan oleh pelatih berkepala plotos ini untuk mengendalikan permainan secara keseluruhan. Pada jaman kepelatihannya, Barcelona memang hampir tidak bisa dibendung karena menerapkan strategi yang bisa dibilang aneh dan belum umum ditemui saat itu.
Komentar
Posting Komentar